Assalamu’alaikum, sobat semua….
Apa kabar ? semoga Allah Ta’ala senantiasa meridhoi kita semua.
Sudah lebih satu bulan saya tidak meng up date blog ini…
Ternyata
memang betul, menjaga Istiqomah itu sungguh-sungguh sangat berat...
untuk sekedar istiqomah menuliskan atau mentraskipkan
pengajian-pengajian yang saya ikutipun tidak bisa dilaksanakan.
Mungkin
saya bisa menyampaikan beberapa alasan yang secara logika benar, tetapi
alasan apapun yang saya kemukakan pasti itu hanya pembenaran-pembenaran
subyektif saya. Karena pada hakekatnya, kenyataannya saya tidak bisa
menjaga istiqomah itu....
Alhamdulillah...
Allahu
Akbar, Hanyalah Allah yang Maha Kuasa.....yang memberikan hidayah,
memberikan kesempatan, memberikan dorongan untuk sekedar menuliskan,
mendokumentasikan apa-apa yang saya peroleh dari pengajian-pengajian
yang saya ikuti. Semoga Allah SWT. Senantiasa membimbing kami. Amin.
Sobat,...
Seperti biasanya, berikut ini adalah tulisan mengenai hal-hal yang saya tangkap dari Pengajian Abahe, Pengajian rutin malem kemisan ( Rabu malam ).
Abah senantiasa mengajak menjaga diri kita dengan Taqwallah.
Pertama : ” Ayo kita njogo kelayan taqwallah, nglaksana ake dawuh-dawuhe Allah, ninggalake larangan-larangan Allah ”.
Kedua
: kita diajak untuk senatiasa meningkatkan syukur kita kepada Allah,
Meski bersyukur itu gampang, tetapi jarang orang yang bisa bersyukur.
Kenapa gampang, sebab Barang siapa yang bisa bersyukur, maka oleh Allah
akan ditambahi nikmatnya. Berarti ini perbuatan yang mestinya gampang. (
terus terang ini saya juga belum faham maksudnya )
Ketiga
: ayo tingkatakan kesabaran kita. Sabar, inilah yang sangat berat.
Yaitu sabar didalam melaksanakan perintah-perintah Allah, sabar
menghadapi cobaan, ujian, musibah bencana ataupun balak. Tapi
martabatnya lebih indah sebab orang yang sabar itu bersama-sama dengan
orang-orang yang sabar pula, Innalloha ma’ashobirin.
Itulah
beberapa hal yang harus kita gunakan sebagai bekal didalam menghadapi
kehidupan, menghadapi globalisasi, menghadapi madhoron / bahaya/ kolo
bendu. Maka kita harus lebih berhati-hati.
Lebih-lebih di
kehidupan sekarang ini. Banyak upaya-upaya yang tidak kita sadari
bagaimana kita ini semakin dijauhkan dari nilai-nilai keagamaan,
keislaman kita.
Coba
perhatikan dan renungkan, bagaimana seseorang dibuat tidak mencintai
sesuatu yang seharusnya ia cintai, bagaimana dia dijauhkan dari rasa
kecintaannya terhadap sesuatu ?
Ternyata rumusnya : perbanyaklah
hal-hal yang gampang disenangi, sehingga orang dengan gampang
meninggalkannya. Dan itulah yang terjadi saat ini.
Dulu
semua orang tahu kalau tanggal 5 Oktober itu hari ABRI, 10 nopember
hari pahlawan, 1 Juli hari kelahiran Pancasila, dll. Sekarang ? wis ora
ono sing kelingan, jarang yang ingat lagi. Karena orang-orang membuat
hal-hal baru yang nampaknya lebih mendunia, Hari HAM, Hari Bumi, Hari
anti merokok, dan lain-lain peringatan lainnya, sehingga yang seharusnya
benar-benar menjadi momentum sejarah sudah banyak dilupakan.
Dulu
amat sakralnya orang mencintai, rasa kepemilikan terhadap masjid,
Sekarang ? masjid menjadi ajang untuk rebutan takmir, rebutan menjadi
pengurus. Tapi yang benar-benar memiliki masjid sudah tidak ada.
Dulu
betapa indahnya orang sekolah. Pulang sekolah makan siang dirumah,
kemudian sholat, istirahat sejenak, dilanjutkan sekolah arab atau
mengaji. Sekarang ? anak-anak diwajibkan mengikuti tambahan pelajaran
disekolah, kursus matematika, bahasa inggris, pramuka, les menghadapi
ujian, dll. Bagaimana anak-anak memiliki masa bermain ?
Sehingga jadilah anak-anak kita tidak memiliki tata krama, subo sito, akhlaq yang bagus.
Di
dunia politik, Pemeluk Islam adalah mayoritas di Indonesia, mana yang
memilih partai Islam ? PKB, PKNU, PKS, atau yang lain ? apa ini tidak
perlu mukhasabah, ikhtishaf. Bagaimana kita bangga dengan kepemilikan
diri, dirumah sendiri, yang memiliki hak veto. tidak pernah lari dari
tanggung jawab.
Ayo kita dalam berislam dan beribadah, itu yang
kafah, menyeluruh, komprehensif. Maka untuk itu mari kita senantiasa
meningkatkan semangat kita mencari ilmu agama, mengaji.
Kata Abahe.... Sekarang banyak ilmu semakin hilang.
Di
Az-Zuhri tidak ada ilmu yang disimpan, semua ilmu disampaikan. Fiqih,
Ulumul Qur’an.......silat.....10 jurus untuk pria, 10 jurus wanita,
jurus asma’, Ilmu memasak, jahit menjahit.... diberika semua, tidak ada
yang disimpan. Sebab” kalau ilmu itu saya simpan, siapa yang meneruskan
?”, kata Abahe.
Itulah sebabnya kita perlu mengingat sudah berilmukah kita ? sudah pintarkah kita ?
Golongan manusia berdasar kepintarannya di golongkan menjadi 4 tipe, yaitu :
1.
Rojulun yadri wa yadri anahu yadri fahuwa alimun. fa tabi’uhu. Manusia
itu pintar dan dia menyadari kepintarannya, maka orang ini orang pintar.
Maka ikutilah dia.
2. Rojulun yadri wa layadri anahu yadri fa huwa ghofilun. Fannabi'uhu.
Orang ini pintar tapi dia tidak menyadari dan tidak mengamalkan
ilumunya, orang ini seperti orang sedang tidur, maka bangunkanlah.
3.
Rojulun layadri wa yadri anahu layadri fahuwa mustaghshikin. Orang ini
bodoh, dan dia menyadari bahwa dirinya adalah bodoh, maka orang ini
berilah petunjuk.
4. Rojulun layadri wa layadri anahu layadri
fahuwa dholimun. Jahilun murokabun. Orang ini bodoh, tapi tidak tahu
kebodohonnya bahwa dirinya adalah bodoh. Orang ini adalah orang jahil.
Bodoh atau dholim atau jahilun murokabun. Tinggalkan dia.
Kita termasuk golongan yang mana ?
Ayo
kita selalu mencari ilmu, mentransfer ilmu, mengajarkan jalisan, dengan
anak-anak kita seperti yang dilakukan orang tua kita, kakek-nenek kita
dahulu.
Ayo kita semua baik yang pintar-pintar maupun yang bodoh-bodoh, ayo selalu gunakan akal, agar selamat dunia dan akherat.
Sebab tentang Akal, Al Aql ini Sahabat Ka'ab dan Abu Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW.
Yaa.. Rasulullah, Man a’lamunnas ? Siapa orang yang paling pandai ? dijawab oleh Rasulullah Al aql, orang yang menggunakan akalnya.
Man a’budunnas ? Siapa orang yang paling hebat ibadahnya ? dijawab .... Al aql
Man afdholunnas ? Siapa yang paling utama-utamanya manusia ? dijawab .... Al aql
A’latul mu’min, al ’aql . Alat seorang mukmin adalah Al aqil.
Kita sudah diperintah oleh Allah Ta'ala untuk senantiasa Iqro’...iqro’...iqro’ . tapi kenyataannya kita masih saja jumud.
Oleh
karena itu menghadapi persoalan hidup ini, ayo bangkit jangan menangis
dengan kekalahan, jangan bersedih dengan kehilangan, senyumlah dengan
pengalaman-pengalaman kenapa kita kalah, kenapa kita bersedih, maka kau
akan menang, ketenangan kebahagiaan akan kau peroleh. Insyaallah.
Semoga Allah meridhoi langkah kita. Amin
Wasalamu'alaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar