Pertama :
Berusahalah menjadi pribadi yang senantiasa terus menerus memperbaiki
diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat pada Allah
serta Rasul-Nya.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلَئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki
yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
(pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia
(surga)” (QS. An-Nuur: 26)
Kedua :
Senantiasa memperbanyak do’a kepada Allah dan meminta pertolonganNya agar didekatkan dengan jodoh yang sholih/ah.
Ketiga :
Meminta doa, meminta restu, dan meminta masukan dari orang tua atau mahrom untuk mencarikan jodoh yang terbaik.
Karena pada hakikatnya, pernikahan
adalah sebuah proses yang bukan saja menyatukan antara dua insan. Lebih
dari itu, dengan pernikahan dua buah keluarga akan disatukan dalam
ikatan suci ini. Oleh karenanya, melibatkan orang tua dan memperoleh
restunya dalam proses ini akan membuat pernikahan nantinya akan semakin
diberkahi oleh Alloh `Azza Wa Jalla. Rosululloh Shollallohu `Alaihi Wa
Salam pernah bersabda :
((رضى الرب في رضى الوالد , وسخط الرب في سخط الوالد))
رواه الترمذي ( 1821) وحسنه الألباني في “السلسلة الصحيحة” 516
“Keridhoan Alloh ada pada keridhoan
orang tua, dan kemarahan Alloh ada pada kemarahan orang tua” (HR.
Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh Albany)
Wallohu Ta`ala `Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar